Olahan Daging Kurban dari Berbagai Negara

Bagikan artikel ini:

Idula dha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai peringatan atas ketaatan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT, hari raya ini juga identik dengan ibadah penyembelihan hewan kurban, seperti kambing, sapi, dan unta. Setelah penyembelihan, daging kurban dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan yang membutuhkan. Uniknya, setiap negara atau daerah memiliki cara tersendiri dalam mengolah daging kurban menjadi sajian khas yang menggugah selera.

Berikut adalah ragam makanan khas berbahan dasar daging kurban dari berbagai penjuru dunia yang tidak hanya lezat, tapi juga sarat makna budaya.

1. Indonesia – Sate dan Rendang

Di Indonesia, daging kurban sering diolah menjadi berbagai masakan lezat, dan dua di antaranya yang paling populer adalah sate dan rendang.

Sate merupakan potongan kecil daging yang ditusuk menggunakan bambu lalu dibakar di atas bara api. Sate kambing dengan bumbu kecap manis, irisan bawang merah, dan sambal adalah favorit saat Iduladha. Biasanya, sate disajikan dengan lontong atau nasi hangat.

Sementara itu, rendang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat, dan telah dikenal dunia sebagai salah satu makanan terenak. Rendang terbuat dari daging sapi yang dimasak perlahan dengan santan dan campuran rempah-rempah selama berjam-jam hingga empuk dan meresap. Proses memasaknya yang panjang mencerminkan kesabaran dan penghormatan terhadap nilai tradisional.

2. India – Biryani Daging

Di India, Iduladha atau Eid al-Adha dirayakan dengan meriah, dan salah satu hidangan yang paling ditunggu adalah biryani daging.

Biryani adalah nasi berbumbu yang dimasak bersama potongan daging kambing atau sapi, dilengkapi dengan berbagai rempah seperti kunyit, kapulaga, cengkeh, kayu manis, dan daun ketumbar. Daging dimasak hingga empuk dan aromanya menyatu dengan nasi. Biasanya disajikan bersama yogurt atau acar sebagai pelengkap.

Masakan ini mencerminkan kekayaan rasa dari budaya Mughal dan menjadi simbol kemewahan dalam jamuan perayaan.

3. Turki – Kebap dan Sac Kavurma

Di Turki, daging kurban sering dijadikan kebap atau olahan tumis seperti sac kavurma.

Kebap di Turki terdiri dari berbagai jenis, mulai dari döner kebap, şiş kebap (kebab tusuk), hingga adana kebap yang pedas. Daging sapi atau kambing dipanggang dan dibumbui dengan sederhana, namun menghasilkan rasa yang kaya.

Sac kavurma adalah hidangan berupa daging domba yang ditumis bersama bawang, tomat, dan paprika di atas wajan besi datar yang disebut “sac.” Hidangan ini sering disajikan segera setelah penyembelihan, karena dagingnya masih sangat segar.

4. Arab Saudi – Kabsa dan Mandi

Sebagai negara asal kota suci Mekkah, Arab Saudi memiliki tradisi kuliner khas Iduladha yang sangat kuat. Salah satu hidangan utamanya adalah kabsa, nasi berempah khas Arab yang dimasak bersama daging kurban.

Kabsa menggunakan campuran rempah seperti kapulaga, kayu manis, cengkeh, dan lemon kering. Nasi dimasak bersama daging sapi, kambing, atau domba sehingga menyerap seluruh aroma rempah. Selain kabsa, mandi adalah varian lain yang juga populer, dengan nasi yang lebih ringan dan daging yang dimasak menggunakan teknik tanur (oven tanah liat).

5. Maroko – Mrouzia

Di Maroko, salah satu hidangan khas Iduladha adalah mrouzia, olahan daging domba yang dimasak dengan madu, kismis, kacang almond, dan rempah-rempah seperti kayu manis, jahe, dan kunyit.

Hidangan ini menyatukan rasa manis dan gurih yang khas dari kuliner Maroko. Daging dimasak perlahan hingga sangat empuk, dan biasanya disajikan dengan roti pipih khas Maroko. Mrouzia dianggap sebagai hidangan istimewa dan hanya disajikan pada momen-momen penting seperti Iduladha.

6. Pakistan – Nihari dan Seekh Kebab

Di Pakistan, dua hidangan utama yang sering disajikan saat Iduladha adalah nihari dan seekh kebab.

Nihari adalah sup daging pedas yang dimasak dengan perlahan semalaman, menghasilkan kaldu yang kental dan kaya rasa. Biasanya dibuat dari daging sapi atau kambing, dan disajikan dengan roti naan atau paratha.

Seekh kebab, di sisi lain, adalah daging giling berbumbu yang dibentuk memanjang di atas tusukan logam, lalu dibakar. Teksturnya empuk, penuh rempah, dan sangat cocok dijadikan makanan ringan saat berkumpul bersama keluarga setelah salat Iduladha.

7. Nigeria – Suya

Di Nigeria, umat Muslim merayakan Iduladha dengan menghidangkan suya, sejenis sate khas Afrika Barat.

Suya terbuat dari irisan daging sapi atau kambing yang dilumuri bumbu kacang pedas khas Nigeria, lalu dibakar di atas arang. Ciri khas suya adalah penggunaan bumbu bernama “yaji”, campuran bubuk cabai, jahe, bawang putih, dan kacang tanah yang ditumbuk.

Suya biasanya disajikan dengan potongan bawang merah dan tomat segar. Hidangan ini populer di kalangan Hausa, etnis Muslim terbesar di Nigeria.

8. Mesir – Fattah

Di Mesir, perayaan Iduladha tidak lengkap tanpa fattah, hidangan tradisional yang terdiri dari lapisan nasi, potongan roti pita goreng, dan daging kurban, disiram saus tomat dan bawang putih yang kuat.

Fattah adalah simbol kehangatan keluarga. Setiap keluarga biasanya menyiapkannya sendiri di rumah pada hari raya pertama. Rasanya gurih dan kaya tekstur, perpaduan antara renyahnya roti, lembutnya nasi, dan daging yang empuk.

9. Uzbekistan – Plov

Plov (atau pilaf) adalah makanan nasional Uzbekistan yang sering hadir saat Iduladha. Terbuat dari nasi yang dimasak dengan wortel, bawang, dan daging kambing atau sapi, plov dibumbui dengan jintan dan kadang-kadang ditambahkan kismis untuk rasa manis alami.

Plov dimasak dalam kuali besar dan sering disantap bersama-sama dalam jamuan keluarga besar. Hidangan ini mencerminkan semangat kebersamaan dan gotong royong.

10. Sudan – Mullah dan Kofta

Di Sudan, mullah adalah sup kental berbahan dasar daging dan sayuran, seperti okra, yang dimasak dengan bumbu khas. Ini adalah salah satu menu favorit selama Iduladha, karena mudah diolah dalam jumlah besar untuk dibagikan.

Selain itu, kofta atau bola-bola daging berbumbu juga populer. Kofta dapat digoreng atau dipanggang dan disajikan dengan nasi atau roti lokal.

Idul adha bukan hanya tentang ibadah kurban, tetapi juga menjadi ajang perayaan kebersamaan, berbagi, dan menikmati aneka hidangan lezat yang sarat makna budaya. Dari sate di Indonesia, biryani di India, hingga mrouzia di Maroko, setiap negara memiliki caranya sendiri dalam memuliakan momen suci ini melalui makanan.

Melalui keanekaragaman kuliner tersebut, kita belajar bahwa daging kurban bukan hanya untuk dikonsumsi, tapi juga menjadi simbol cinta, tradisi, dan solidaritas antarsesama.

Bagikan artikel ini:

Baca Juga